formula ransum pakan ternak domba sapi dengan p2o powder

ANALISIS PAKAN

PENGOLAHAN BAHAN PAKAN DENGAN FORMULA P2O PADA RANSUM PENGGEMUKAN SAPI DAN KAMBING SERTA PEMANFAATAN KOTORAN SAPI DAN KAMBING UNTUK DIJADIKAN PUPUK ORGANIK KOMPOSMIX


Ransum yang diberikan pada sapi dan kambing yang digemukkan tergantung pada sistem penggemukan yang digunakan. Penggemukan dengan sistem pasture, hanya terdiri dari hijauan yang diperoleh dengan melepas ternak merumput di padang rumput penggembalaan. Demikian pula dengan sistem kereman yang terdapat di beberapa daerah di Indonesia, ada diantaranya yang hanya memberikan hijauan saja tanpa tambahan pakan berupa konsentrat.


ANALISIS TEKNOLOGI P2O BAHAN PAKAN PADA RANSUM PENGGEMUKAN SAPI DAN KAMBING


Komposisi Ransum dan Formulasi Ransum Sapi dan Kambing


Perlu diketahui bahwa ternak secara individu/ perekor mempunyai keterbtumbuh, tetapi kandungan gizinya relatif rendah. Oleh karena itulah, ternak yang digemukkan dengan hanya memberikan hijauan saja tanpa adanya penambahan pakan lain berupa Konsentrat / Powder dan Protein P2O tidak mungkin mencapai pertambahan bobot badan yang tinggi. atasan mengkonsumsi ransum. Hijauan ataupun rumput-rumputan yang tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia relatif cepat


Perbandingan pertambahan bobot pada komposisi pakannya : 1. Pertambahan bobot badan ternak tidak akan tinggi apabila ransum yang diberikan hanya rumput-rumputan saja. 2. Pertambahan bobot badan yang lebih tinggi akan dapat dicapai apabila ransum yang diberikan terdiri dari rumput yang dicampur atau di suplemen dengan hijauan yang berkualitas tinggi seperti daun gamal, lamtoro, ditambah dengan powder P2O .3. Pertambahan bobot badan yang maksimal akan dapat dicapai apabila ransum yang diberikan terdiri dari hijauan berupa campuran rumputrumputan serta daun leguminosa dengan tambahan konsentrat Powder P2O dan Protein P2O.


Untuk penggemukan ternak dalam waktu yang relatif singkat dengan bobot yang tinggi ,maka ransum yang diberikan haruslah terdiri dari hijauan dan konsentrat Powder P2O dengan Protein P2O


NUTRISI CUKUP

( Pertambahan bobot )


Di samping faktor genetik / kebakaan, tinggi dan rendahnya pertumbuhan pertambahan bobot badan yang akan dicapai, terutama sangat tergantung pada Ransum yang diberikan, dalam hubungan ini, yaitu untuk mencapai pertambahan bobot bahan yang tinggi maka komposisi ransum yang diberikan, yaitu :



1. Apabila hijauan yang diberikan berkualitas rendah seperti jerami padi, pucuk tebu ,umbi kayu dan umbi jalar dan pucuk tebu lainnya, maka perbandingan antara hijauan dan konsentrat (bahan kering) Powder P2O dan Protein P2O adalah 45 : 55


2. Apabila hijauan yang diberikan kualitas menengah sampai tinggi seperti rumput gajah, rumput raja, rumput sertaria dan leguminosa seperti lamtoro gung glirisidia atau gumal atau kaliandra, maka perbandingan hijauan dan konsentrat (bahan kering) Powder P2O dan Protein P2O adalah 60 : 40.

QUALITY ( STANDAR BAHAN BAKU )


Ditinjau dari kualitasnya hijauan tersebut secara garis besar dapat di bagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu :


1. Kelompok hijauan berkualitas rendah : a. Protein kasar di bawah 4% bahan kering. b. Energi di bawah 40% dari bahan kering. c. Sedikit atau tidak ada vitamin. 2. Kelompok hijauan yang berkualitas sedang : a. Protein kasar berkisar 5 - 10% dari bahan kering. b. Energi berkisar 41 - 50% dari bahan kering. c. Kalsium / Ca sekitar 0,3% dari bahan kering. 3. Kelompok hijauan berkualitas tinggi : a. Protein kasar di atas 10% dari bahan kering. b. Energi di atas 50% dari bahan kering. c. Kalsium / Ca di atas 1,0% dari bahan kering. d. Kandungan vitamin A tinggi


Kualitas hijauan di Indonesia sangat bervariasi dan sangat tergantung pada umur pemotongan, maka untuk memudahkan pengelompokkan hijauan yang terdapat di Indonesia disebutkan sebagai berikut


1. Kelompok hijauan kualitas rendah, antara lain : jerami padi, daun jagung, pucuk tebu dan semacamnya. 2. Kelompok hijauan kualitas sedang, antara lain : rumput lapangan, rumput kultur dll. 3. Kelompok hijauan kualitas tinggi, antara lain : leguminosa dan daun umbi-umbian.


FORMULASI ( faktor KEBERHASILAN ternak )


Sebelum memformulasi ransum, kemampuan ternak untuk mengkonsumsi ransum perlu diketahui terlebih dahulu bahwa kemampuan ternak dalam mengkonsumsi ransum adalah terbatas. Keterbatasan ini di pengaruhi oleh beberapa faktor yang mencakup faktor ternak itu sendiri, keadaan ransum dan faktor luar lainnya seperti suhu udara yang tinggi dan kelembaban udara yang rendah karena banyaknya faktor yang mempengaruhi, maka tidak mungkin mendapatkan angka yang tepat dan akurat untuk menentukan kemampuan ternak dalam mengkonsumsi ransum tersebut


Formulasi Pembuatan Ransum Sapi


BAHAN DAN CARA PEMBUATAN


Cara memformulasikan ransum sapi, dalam hal ini diformulasikan suatu konsentrat POWDER P2O dan PROTEIN P2O yang terdiri dari beberapa bahan pangan sesuai dengan kualitas yang diinginkan. Kualitas konsentrat POWDER P2O dan PROTEIN P2O untuk sapi yang bertumbuh pada penggemukkan sapi dimana dibutuhkan kualitas konsentrat dengan energi yang lebih tinggi dan protein kasar yang lebih cukup


Ketentuan pencampuran dan pengabungan bahan baku pakan adalah : 1) Rumput hijau 1 ton 2) Dedak 10 kg 3) Powder P2O 1 kg 4) P2O Protein 20 tutup btl 5) Air 15 - 20 liter


Cara Pembuatan Ransum Sapi : Rumput di cacah 5 – 10 cm kemudian di aduk dengan dedak yang sudah di aduk dengan powder P2O terlebih dahulu, lalu semprotkan air yang sudah di campur dengan cairan Protein P2O sampai merata dan masukan ke dalam drum dan jejal sampai padat agar hampa udara dan tutup dengan rapat pastikan tidak ada udara yang mengendap dan yang masuk ke dalam wadah tersebut dan 8 hari kemudian silase sudah siap di konsumsi oleh sapi serta ingat setelah ngambil ransum wadah harus selalu di tutup kembali


Persentase kemampuan mengkonsumsi bahan kering ransum yang diungkapkan pada tabel berlaku pada ransum yang di formulasi dari bahan-bahan pangan yang berkualitas sedang dan tidak begitu tepat pada ransum yang di formulasi dari bahanbahan pangan yang berkualitas rendah seperti : jerami, pucuk tebu dan semacamnya


Perkiraan Kemampuan Sapi dalam mengkonsumsi Kering Ransum


PERSENTSE PAKAN


Sebagai contoh, jika seekor sapi betina atau jantan mempunyai bobot badan 250 kg, maka kemampuan sapi itu untuk mengkonsumsi bahan kering ransum adalah 250 x 3 /100 = 7,5 kg /hari. Apabila kemampuan sapi dalam mengkonsumsi bahan kering ransum sudah diketahui, maka dapatlah di formulasi suatu ransum yang akan diberikan pada sapi yang akan digemukkan.


Teknik Pemberian Ransum pada Sapi


Sapi yang akan digemukkan dan memperoleh ransum yang terdiri dari hijauan dan konsentrat P2O dan Powder P2O harus di atur pemberiannya agar tercapai hasil yang memuaskan. Pengertian konsentrat dalam hal ini yaitu berupa satu bahan pangan atau terdiri dari campuran beberapa bahan pangan yang mengandung serat kasar atau bahan yang tak tercerna relatif rendah. Pemberian konsentrat Powder P2O dan Protein P2O bersama hijauan di atur dalam suatu teknik yang memberikan tingkat pencernaan ransum yang lebih tinggi, sebab pemberian hijauan yang hampir bersamaan waktunya dengan pemberian konsentrat akan berakibat pada penurunan kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum


Adanya hijauan dan konsentrat pada waktu bersamaan itu akan mengurangi kecernaan hijauan di dalam rumen. Hal ini terjadi karena mikro organisme dalam ruman mempunyai preferensi untuk mencerna konsentrat terlebih dahulu (umumnya konsentrat lebih mudah di cerna dari pada hijauan) pemberian konsentrat yang dilakukan 2 jam sebelum pemberian hijauan akan meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum, hal ini terjadi karena konsentrat yang relatif banyak mengandung pati sari sebagian besar sudah di cerna oleh mikro organisme rumen pada saat hijauan mulai masuk ke dalam rumen


Teknik pemberian ransum


Teknik pemberian ransum yang baik untuk mencapai pertambahan bobot badan yang lebih tinggi pada penggemukkan sapi potong adalah dengan mengatur jarak waktu antara pemberian konsentrat dengan hijauan.


Pemberian konsentrat dapat dilakukan 2 kali dalam sehari atau 3 kali dalam semalam. Pemberian konsentrat 2 kali dalam sehari semalam dapat dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 8.00 wib dan sekitar pukul 15.00 wib. Lain lagi dengan pemberian konsentrat P2O dan Powder P2O yang dilakukan 3 kali dalam sehari semalam, hal ini dilakukan pada saat pukul 8.00 wib, pukul 12.00 wib, dan sekitar pukul 16.00 wib. Pemberian hijauan yang pertama kali dilakukan adalah sekitar 2 jam setelah pemberian konsentrat pada pagi hari. Pemberian hijauan ini dilakukan secara bertahap dan minimal 4 hari dalam sehari semalam. Frekuensi pemberian hijauan yang lebih sering dilakukan dapat meningkatkan kemampuan sapi itu untuk mengkonsumsi ransum dan juga meningkatkan kecernaan bahan kering hijauan itu sendiri. Cara pemberian penghijauan pada sapi yang digemukkan, sebaiknya dihindari pemberian yang sekaligus dan dalam jumlah yang banyak. Pemberian hijauan yang demikian ini akan berakibat pada banyaknya hijauan yang terbuang dan yang tidak di makan sapi, teknik pemberian ransum yang lebih baik pada penggemukkan sapi dengan ransum yang terdiri dari konsentrat dan hijauan


Pembuatan Ransum Untuk Kambing


Manfaat dan Efektitas Kerja


Dengan memberikan makan ternak domba dengan silase/ RANSUM kita akan merasa lebih efektif, karena kalau bikin 100 kg silase kita akan bebas atau tidak mengambil rumput dalam jangka waktu + 1 bulan. Karena untuk memberi pakan ternak kambing dengan silase cukup + 3 kg perhari (untuk domba dewasa). Dengan memberi pakan ternak kambing dengan silase akan dapat menghasilkan pupuk kandang yang lebih berkualitas karena dalam kotorannya sudah mengandung bakteri pengurai,sehingga kotoran kambing tersebut mudah terurai dan mudah di permentasi.


Pertumbuhan & Perkembangan Kambing


Pertumbuhan kambing akan lebih bagus dan lebih cepat dengan memberi makannya dengan silase, karena kebutuhan gizinya sudah tercukupi


Cara Pembuatan RANSUM


- Rumput di potong-potong + 5-10 cm serta di aduk dengan dedak dan powder P2O tersebut.serta apabila ada bisa ditambahkan limbah jagung ,limbah pisang dan ampas tahu untuk konsentratnya. - Gula dicairkan dan diaduk dengan air yang telah diberikan cairan protein P2O serta disemprotkan sampai rata pada rumput tersebut . - Masukkan rumput tersebut dalam drum serta jejal sampai padat kemudian tutup drum tersebut dengan rapat dan jangan ada udara yang masuk serta yang ngendap di drum itu. Dalam jangka 8 hari maka silase siap untuk pakan ternak dan kalau sudah ngambil sebagian selase tersebut maka harus selalu di tutup kembali dengan rapat. - Apabila pertama kali kambing diberi selase tersebut belum langsung memakannya saat itu ,jangan heran karena kambing tidak langsung mengkonsumsi hari itu karena belum terbiasa.


Teknik Pencampuran Ransum baik Sapi maupun Kambing


Teknik pencampuran konsentrat dapat dilakukan secara manual dilakukan oleh peternak-peternak untuk digunakan sendiri. Teknik pencampuran konsentrat yang paling baik akan menghasilkan campur yang benar-benar homogen. Jenis ataupun bahan - bahan pangan yang diformulasikan dalam suatu formula P2O konsentrat tidak akan sama jumlahnya. Mungkin saja jumlah mineral dalam formula konsentrat lebih sedikit dengan jumlah bahan pangan lainnya.


Campuran bahan pangan secara manual memerlukan teknik tertentu agar dapat diperoleh campuran yang benar-benar Homogen. Teknik pencampuran konsentrat secara manual dapat dilakukan sebagai berikut :


Siapkan wadah yang telah dibersihkan untuk tempat bahan-bahan pangan konsentrat P20 yang akan di campu

Siapkan alat - alat yang akan digunakan untuk mencampur konsentrat, misalnya timbangan, skop, ember dan alat-alat lainnya;

Siapkan bahan - bahan pangan yang akan digunakan untuk Mencampuran konsentrat.

Bahan pangan yang terbanyak dalam formula konsentrat P2O tersebut di timbang kemudian di taruh pada tempat yang sudah disediakan dalam bentuk lingkaran.

Bahan pangan kedua terbanyak di timbang dan kemudian di taruh di atas bahan pertama tadi

Bahan pangan kedua terbanyak di timbang dan kemudian di taruh di atas bahan pertama tadi. 6. Bahan ketiga terbanyak di timbang dan di taruh di atas bahan kedua tadi, begitu seterusnya sampai pada bahan yang paling sedikit atau yang terakhir

Bahan ketiga terbanyak di timbang dan di taruh di atas bahan kedua tadi, begitu seterusnya sampai pada bahan yang paling sedikit atau yang terakhir

Setelah semua bahan pangan yang digunakan dalam formula ransum sudah tertimbang dan telah tersusun dalam tempat yang sudah disediakan, tumpukan bahan-bahan pangan tersebut di bagi menjadi 4 bagian, masing-masing menjadi tumpukan 1, tumpukan 2, tumpukan 3 dan tumpukan 4.

Setiap tumpukan diaduk hingga merata dan homogen.

Tumpukan 1 di campur dengan tumpukan 4, dan di aduk lagi secara rata dan homogen.

Tumpukan 2 di campur dengan tumpukan 3, dan di aduk lagi secara merata dan homogen


6,Kedua adukan itu di campur kemudian di aduk lagi secara merata dan homogen.


Pada waktu pencampuran konsentrat P2O perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :


Kestabilan bahan pangan yang digunakan dan bahan pangan yang mengandung vitamin A apabila teroksidasi akan menjadi tidak aktif lagi serta penisilin kalau terkena sinar matahari akan mengalami kerusakan

Jarak waktu pencampuran ransum dengan penggunaan jangan sampai terjadi jarak yang lama antara waktu pencampuran ransum dengan waktu penggunaannya. Nilai gizi pangan dalam kondisi penyimpanan yang kurang baik akan merosot terus sejalan dengan waktu penyimpanan

Kestabilan bahan pangan yang digunakan dan bahan pangan yang mengandung vitamin A apabila teroksidasi akan menjadi tidak aktif lagi serta penisilin kalau terkena sinar matahari akan mengalami kerusakan

Peralatan yang digunakan untuk mencampur konsentrat harus terjamin kebersihannya.