Penyakit merupakan salah satu kendala utama dalam keberhasilan suatu
usaha budidaya perairan. Timbulnya penyakit adalah suatu proses yang dinamis
dan merupakan interaksi antara inang (host), jasad penyakit (patogen) dan
lingkungan. Dalam kegiatan budidaya ikan, apabila hubungan ketiga faktor adalah
seimbang sehingga tidak timbul adanya penyakit. Penyakit akan muncul jika
lingkungan kurang optimal dan keseimbangan terganggu. Secara umum,
timbulnya penyakit pada ikan merupakan hasil interaksi yang kompleks antara 3
komponen dalam ekosistem budidaya yaitu inang (ikan) yang lemah akibat
berbagai stressor, patogen yang virulen dan kualitas lingkungan yang kurang
optimal. Ketiga komponen tersebut dalam bentuk lingkaran yang akan saling
berinteraksi satu sama lain (Gambar 1). Gambar 1 mengilustrasikan bahwa
penyakit (intersection area) merupakan kombinasi dari kondisi ikan sebagai inang
yang lemah, lingkungan yang tidak optimal serta adanya patogen virulen di
lingkungan budidaya tersebut.
masing-masing komponen agar tetap bersinggungan secara harmonis, tetapi tidak
saling menekan ke arah dalam yang menggambarkan penyakit (Gambar 1).
Penyakit dan parasit potensial menyebar dan menyerang pada system budidaya.
Penyakit utama ikan adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri maupun viral.
Penyakit viral yang terutama bersumber dari infeksi vertikal dari induk.
Kemungkinan lain infeksi berasal dari infeksi horizontal melalui air, pakan, dan
dari sistem aerasi serta tidak kalah penting adalah kontaminasi dari manusia.
Lingkungan yang baik akan meningkatkan daya tahan ikan, sedangkan lingkungan
yang kurang baik akan menyebabkan ikan mudah stress dan menurunkan daya
tahan tubuh terhadap serangan patogen.
Kegagalan dalam kegiatan budidaya umumnya disebabkan karena
rendahnya sintasan sebagai akibat adanya infeksi bakteri patogen dan viirus yang
dapat menyebabkan mortalitas sampai 100% khususnya pada kondisi puncak
wabah. Usaha pengendalian penyakit pada kegiatan budidaya selama ini masih
tertumpu pada penggunaan bahan kimia dan obat-obatan atau antibiotik.
Penggunaan obat-obatan atau antibiotik mempunyai beberapa keuntungan, seperti
patogen
4
manjur apabila tepat diagnosis dan dosisnya, mudah didapat dan efeknya lebih
cepat teramati. Namun demikian, penggunaan obat-obatan atau antibiotik secara
terus menerus akan menimbulkan masalah, yaitu timbulnya resistensi bakteri,
adanya residu pada tubuh ikan, dan mencemari lingkungan yang akhirnya dapat
membunuh organisme bukan sasaran. Sedangkan untuk penyakit yang diakibatkan
oleh virus belum dapat dilakukan pengontrolan dengan baik
Parasit
Parasit yang diketemukan pada luar tubuh ikan disebut ektoparasit,
sedangkan di dalam tubuh ikan disebut endoparasit. Ektoparasit bisa berasal dari
monogenea, protozoa dan krustacea (Woo, 1995). Parasit protozoa merupakan
jasad mikroskopis terdiri dari satu sel membran dan pembelahannya dilakukan
secara aseksual. Protozoa banyak ditemukan sebagai parasit ikan. Mengingat
7
banyak jenis protozoa pada ikan/udang, maka hanya dapat diberikan contoh
protozoa yang dianggap penting dan dapat mewakili masing-masing kelompok
protozoa
Trichodina sp.
Trichodina sp. merupakan anggota dari famili Trichodinidae dan biasa
menyerang ikan pada bagian tubuh, insang dan sirip. Parasit ini dapat hidup dua
hari tanpa inang dan dapat menginfeksi daerah yang sangat luas, karena parasit ini
bersifat planktonik. Parasit ini biasanya menyukai tempat yang mempunyai aliran
air yang kecil atau stagnant. Trichodina sp. menginfeksi ikan pada semua umur,
tetapi paling banyak menginfeksi benih. Gejala klinis ikan yang terinfeksi
Trichodina sp. yaitu warna kulit menjadi lebih gelap, nafsu makan menurun,
lendir berlebih, mengalami penurunan berat badan dan adanya degenerasi dan
nekrosis pada jaringan epithel organ yang terinfeksi
umlah Trichodina sp. yang sedikit tidak berbahaya bagi kultivan, tetapi jika
kualitas air menurun maka Trichodina sp. akan tumbuh dengan cepat dan
mengakibatkan kerusakan yang serius pada ikan yang pada akhirnya dapat
8
menyebabkan kematian. Trichodina sp. dapat menyerang ikan air tawar dan air
laut. Ikan air tawar yang biasa terinfeksi Trichodina sp. yaitu gurami, lele, mas,
nila, bandeng, patin, koi, lou-han dan gabus. Sedangkan ikan air laut yang sering
teinfeksi Trichodina sp. yaitu ikan kepe-kepe dan kerapu. Trichodina sp. sering
ditemukan pada kondisi perairan yang tinggi akan bahan organik, suhu tinggi, pH
rendah, amoniak tinggi, dan rendahnya oksigen dan stagnant (Woo, 1995).
Tubuh Trichodina sp. berbentuk seperti piring terbang. Bagian adoral atau
anterior berbentuk cembung yang membentuk organ pelekat yang komplek yang
disebut lempeng pelekat. Lempeng pelekat tersusun atas tiga lingkaran yang
konsentris yang berfungsi untuk mencengkeram inang (Kabata, 1985).
Trichodina sp. merupakan ektoparasit yang menyerang/ menginfeksi kulit
dan insang, biasanya menginfeksi semua jenis ikan air tawar. Berkembang biak
dengan cara pembelahan yang berlangsung di tubuh inang, mudah berenang
secara bebas, dapat melepaskan diri dari inang dan mampu hidup lebih dari dua
hari tanpa inang.