ANTRAKNOSA - MITRA AGRO

ANTRAKNOSA

Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan Colletotrichum yaitu C. acutatum, C. gloeosporioides, dan C. capsici , Penyakit antraknosa pada buah cabai disebabkan oleh jamur Colletotrichum capsici. Jamur dapat terbawa oleh biji atau benih dan akan menyerang tanaman di pembibitan. Jamur ini dapat bertahan pada sisa tanaman atau buah sakit dan dapat menjadi sumber penularan
komposmix plus p2o


Membudidayakan cabai sering kali mengalami kendala penyakit antraknosa yang disebabkan oleh jamur patogen Colletotrichum spp., dari serangan penyakit tersebut dapat menurunkan produktivitas tanaman cabai baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Gejala penyakit diawali timbulnya bercakbercak coklat kehitaman yang kemudian meluas menjadi busuk lunak, di bagian tengah terdapat kumpulan titik-titik hitam, menyebabkan seluruh buah mengering dan mengeriput. Pada serangan yang berat penyakit antraknosa (Colletotrichum spp.) dapat menggagalkan panen hingga 100%

Upaya pengendalian dan pencegahan penyakit antraknosa (Colletotrichum spp.) dengan fungisida sintetik dapat memberikan efek negatif terhadap lingkungan, pemberian fungisida yang berlebihan dalam upaya pengendalian ini baik dari segi dosis maupun frekuensi pemberian, yang dapat membunuh mikroorganisme bukan sasaran serta mencemari lingkungan. Oleh karena itu, penggunaan pestisida sintetik harus bijak untuk mengurangi pencemaran lingkungan.

Gejala serangan penyakit patek atau antraknosa awal berupa bercak coklat kehitaman pada permukaan buah cabai, kemudian menjadi busuk lunak. Pada bagian tengah bercak terdapat kumpulan-kumpulan titik-titik hitam yang merupakan koloni cendawan. Pada bagian tengah buah tampak bercak kumpulan titik hitam yang merupakan kelompok seta dan konidium. Sedangkan tanaman yang terserang patek akibat infeksi cendawan gloesperium sp. Menunjukkan bercak coklat dengan bintik berlekuk. Pada bagian tepi bintik tersebut berwarna kuning membesar dan memanjang. Jika kelembaban tinggi cendawan akan membentuk lingkaran memusat atau konsintrik berwarna merah jambu. Serangan berat akan menyebabkan seluruh buah keriput dan mengering. Warna kulit buah menyerupai jerami padi dan dalam kondisi cuaca panas dan lembab dapat mempercepat perkembangan penyakit ini.

Pengendalian serangan penyakit antraknosa :

  • Perlakuan biji benih cabai dengan cara merendam biji dalam air panas (55oC) selama 30 menit atau perlakuan dengan fungisida sistemik golongan Triazole dan Pryrimidian (0,05-0,1 %)
  • Melakukan sanitasi rumput ?rumput disekeliling tanaman dan buah cabai yang terserang penyakit patek, busuk buah atau antraknosa buahnya dikumpulkan dan dimusnakan.
  • Menanam benih yang bebas pathogen pada lahan yang tidak kontaminasi oleh pathogen penyakit patek, busuk buah atau antraknosa, baik itu di pesemaian atau di lahan 
  • Menanam cabai varietas genjah untuk menghindari infeksi, yaitu usaha memperpendek periode ekspose tanaman terhadap sumber inokulum.
  • Melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan inang solanaceae
  • Memperbaiki aerasi tanah agar tidak terjadi genangan air dan kelembaban yang cukup tinggi, dengan membuat guludan setinggi 40-50 cm.
  • Memanfaatkan agens antagonis Trichoderma spp dan Gliocladium spp. Mengaplikasikan pada kantong pesemaian sebanyak 5 gram per kantong diaplikasikan 3 hari sebelum benih ditanam atau bersamaan dengan penanaman benih cabai.
  • .Memanfaatkan mikroba antagonis Psudomonas Fluorescens dan Bacillus subtilis, diaplikasikan mulai fase pembungaan hingga setelah pembungaan dengan selang waktu 1 minggu.
  • Apabila gejala serangan penyakit pada buah semakin meluas dapat digunakan fungisida yang efektif 
Salah satu pestisida nabati yang ampuh untuk penyakit Patek atau Antranoksa adalah ekstrak bawang putih. "Bawang putih mengandung tanin, minyak atsiri, dialilsulfida, aliin, alisin, dan enzim aliinase," yang bisa di gunakan untuk melawan jamus pathogen 

Serupa dengan pestida nabati lainnya, ekstrak bawang putih ini lebih cepat terurai dan aplikasinya harus lebih sering. "Dibandingkan dengan pestisida kimia, ekstrak bawang putih ini tidak meracuni dan merusak tanaman dan murah dan mudah dibuat oleh petani," tuturnya.

Cara Membuat

Untuk membuat pestisida nabati dari bawang putih, petani cukup menyediakan bahan sebagai berikut : 
  • 85 gram bawang putih
  • 50 ml minyak sayur
  • 10 ml detergen/sabun (usahakan berbahan kalium)
  • 950 ml air
  • Penyaring dan Botol
Cara Membuat :
  • Campurkan bawang putih dan minyak sayur.
  • Diamkan selama 24 jam.
  • Tambahkan air dan sabun, aduk rata.
  • Campurkan larutan dengan air dengan perbandingan 1 : 19 atau 50 ml larutan dengan 950 ml air.
  • Kocok sebelum digunakan.
  • Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang pada pagi hari.
  • Pada musim penghujan, Anda perlu menyemprot dua kali seminggu.
  • Pestisida organik bawang putih memiliki rasa yang sangat kuat. Setelah disemprotkan, rasanya akan tetap ada di tanaman selama sekitar satu bulan.
  • Sebaiknya, jangan menyemprot terlalu dekat dengan waktu panen, karena dapat mengganggu buah atau sayuran yang dihasilkan.

Pages