VARIETAS UNGGUL PERKEBUNAN – Tembakau Temanggung sesuai ditanam di daerah dengan ketinggian 400 m dpl. sampai dengan 1.500 m dpl., curah hujan antara 2.200–3.100 mm/ tahun dengan 8–9 bulan basah dan 3–4 bulan kering. Tanah yang sesuai untuk tembakau adalah tanah yang gembur, remah, drainase baik, dan mudah mengikat air serta pH sekitar 5,5–6,5..
Persemaian
Bibit yang sehat merupakan salah satu faktor penting keberhasilan budidaya tembakau. Untuk mendapatkan bibit yang sehat dan seragam perlu diperhatikan beberapa aspek dalam persemaian, di antaranya pemilihan lahan yang subur, gembur, dan berdrainase baik. Usahakan lahan dekat dengan sumber air untuk memudahkan dalam penyiraman. Bedengan diberi atap yang dibuat dari jerami, alang-alang, daun kelapa atau plastik yang dapat dibuka dan ditutup. Penyiraman dilakukan secara teratur pagi dan sore sejak benih ditabur. Setelah bibit berumur 2–3 minggu atap perlu dibuka pada pagi hari dan ditutup pada siang hari. Bila bibit sudah mempunyai daun dengan lebar 5 cm atap dapat di buka sepanjang hari.
Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki aerasi tanah. Pengolahan tanah juga bertujuan agar tanah lebih gembur sehingga mudah untuk ditembus akar tanaman. Lahan-lahan tembakau di Kabupaten Temanggung memiliki kemiringan datar sampai terjal. Pada lahan datar, pengolahan tanah dilakukan dengan mencangkul, 1–2 hari dilanjutkan dengan pembuatan guludan setinggi 25–30 cm (Gambar 1). Guludan berfungsi untuk meminimalkan jumlah tanaman yang mati akibat adanya genangan air. Jarak tanam 110 cm x 50 cm. Got keliling dibuat untuk memudahkan pembuangan air saat terjadi kelebihan air.
Sebagian besar lahan di Kabupaten Temanggung meru-pakan lahan miring. Lahan dengan kemiringan lahan > 15% memiliki potensi terjadinya erosi, sehingga pengolahan lahan minimal diperlukan untuk mengurangi kehilangan bahan organik tanah akibat tererosi. Pengolahan tanah minimal dapat dilakukan dengan memperbaiki alur-alur erosi yang umum dijumpai pada tanah-tanah Andisol.
Penanaman
Bibit siap dipindah ke lapang pada umur 40–45 hari. Sebelumnya dipilih bibit yang sehat, seragam, dan akarnya banyak. Bibit ditanam di lubang tanam dengan kedalaman penanaman sebatas batang atau leher akar, kemudian ditutup dengan tanah yang gembur. Sebaiknya tanam dilakukan sore hari saat intensitas cahaya matahari sudah berkurang. Sulaman sebaiknya tidak lebih dari 10 hari dari tanam pertama agar diperoleh pertumbuhan dan umur panen yang seragam. Penyiraman dilakukan menyesuaikan dengan kondisi kelembapan tanahnya.
Pendangiran, pembumbunan, dan penyiangan
Pendangiran dilakukan pada 3 minggu setelah tanam, sambil dibumbun tanah disiangi sehingga tanaman tidak terganggu oleh tanaman gulma. Hal tesebut dilakukan kembali setelah tanaman berumur 5 minggu dan terakhir setelah tanaman berumur 7 minggu.
Pemupukanpemupukan untuk pertumbuhan dilakukan dengan p2o organik cair nutrisi dan dekomposer dengan interval setiap 15 hari sekali bisa di silang dengan jeda waktu 5 hari
pemupukan pada saat penyemaian dan sebelum tanam ke area lahan diberikan pupuk komposmix p2o atau granular p2o sebanyak 1 ton untuk area lahan 1 hekter atau di sesuaikan dengan luas lahan
Pemangkasan dan pembuangan sirung Tujuan pemangkasan untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan daun, serta memperoleh kualitas sesuai permintaan pasar. Pemangkasan dilakukan setelah keluar bonggol bunga dengan cara memangkas di bawah 3 daun bendera. Tembakau yang telah dipangkas akan keluar sirungnya (tunas ketiak daun) agar pertumbuhannya tidak terkuras oleh pertumbuhan sirung, maka sirung perlu dibuang, dan pembuangan sirung dilakukan tiap 5–7 hari sekali
pemanenan
Panen dilakukan tepat masak, dengan ciri-ciri warna sudah berubah menjadi hijau kekuningan dan gagangnya mudah dipatahkan pada saat dipetik. Dilakukan pagi hari setelah embun menguap, jangan siang hari karena kondisi daun agak layu. Dalam pemeraman dibutuhkan kadar air cukup agar proses kimia dapat berlangsung. Tidak dianjurkan panen daun muda karena klorofilnya masih stabil sehingga menghasilkan warna hijau mati. Dalam asap rokok klorofil menyebabkan bau langu. Hindari tercampurnya benda asing seperti potongan tali, rafia, tikar, bulu ayam, kertas, kerikil, dsb.