PENANGGULANGAN TANAH LONGSOR DENGAN BIO TASAKE



Lahan bekas galian tambang yang tersebar di daerah-daerah penghasil bahan tambang terlihat sangat mengerikan. Kerusakan yang diciptakannya berpotensi menyebabkan tanah longsor, erosi, pengikisan air tanah, bahkan banjir. Hal itu banyak terjadi di daerah seperti di pulau Belitong, Berau dan tempat-tempat lainnya. Contoh konkrit seperti kalimantan, sekarang telah menjadi langganan Banjir, disaat musim penghujan tiba

Kerusakan alam yang terjadi ini, membutuhkan penanganan yang serius dari semua pihak, terutama pengelola tambang. Mereka diwajibkan mereklamasi lahan bekas galian tambang. ada banyak langkah yang bisa dilakukan untuk mereklamasi lahan bekas galian tambang tersebut seperti menanam kembali lahan, atau merubah areal lahan tersebut untuk usaha produktif seperti perikanan dll.

Langkah terbaik untuk mengurangi kerusakan tersebut adalah dengan menanaminya kembali atau reboisasasi. Namun ada langkah penting yang dilakukan sebelum proses reboisasi, tehnologi bio tasake adalah salah satu solusi 
bio tasake adalah jaring yang dibuat dari sabut kelapa dan di padukan dengan formula organik p2o . dibuat seperti seukuran net bola volly atau dapat disesuaikan dengan kebutuhan lahan. Penggunaan bio tasake ini terbukti efektif dalam mencegah longsor ataupun banjir. Dengan mematok ujung-ujungnya, bio tasake dihamparkan dalam lahan bekas galian tambang. pemasangannnya disesuaikan dengan struktur tanah. Bisa miring, atau datar. Untuk Pemasangan biasanya dibuat dalam 2 lapisan.

Penggunaan bio tasake ini terbukti efektif dalam mencegah banjir, tanah longsor, seperti yang telah dilakukan. Keunggulan lain dari bio tasake ini adalah ketika sudah dihamparkan, maka media tersebut, sangat mudah untuk menggemburkan tanah bekas galian tambang, sehingga dapat dikatakan sebagai media tanam yang bagus.